Jumat, 23 Desember 2011

SURAT UNTUK IBU

(SALAH SATU TULISAN SODARA DI MAKASSAR )




Sepucuk Surat Untuk Bunda

Teratai Indah, 11 Desember 2010                  



Ibunda tercinta,
Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Apa kabar Bundaku sayang? Ananda harap ibu dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu dalam lindungan yang Maha Penuh Kasih dan Sayang.Sepucuk surat ini tergoreskan hanya untuk bunda tersayang. Rasa kangen yang tak tertahankan akan siraman senyum dan belaian kasih sayangmu, terpaksa ananda menuangkannya dalam secuil goresan pena, meski rasa kangen belum terobati sepenuhnya.Maafin saya Bunda, tidak ada maksud untuk mengganggu ketenangan Bunda di kampung halaman. Sungguh Ananda hanya ingin melepas kangen, meski setiap hari bergelut dengan berbagai kegiatan penting dan kadang beraktivitas yang tidak penting.

Bundaku….betapa hebatnya dirimu diciptakan di dunia ini. Engkau mempunyai kekuatan yang luar biasa melebihi Ayahandaku.  Pada saat beban menimpa keluarga, engkau begitu tegar mengatasinya, meski kadang Ayahanda telah berputus asa. Selain itu, engkau mampu tersenyum lebar, meski kadang hatimu kadang menjerit . Dan lebih hebatnya dirimu lagi Bunda, engkau tetap menorehkan syair-syair lagu disaat meneteskan air mata, bahkan tertawa saat ketakutan menimpamu.

Bundaku yang paling ku sayang. Ketika wajah mungilku menampakkan diri di dunia ini, begitu banyak pengorbanan yang telah engkau berikan bahkan bertarung untuk mempertahankan nyawamu sendiri, tapi engkau tetap optimis untuk hidup dan akan terus merawat anakmu sampai akhir khayat.
Ananda pun mengalami masa pertumbuhan yang cepat, saat ananda berumur 1 tahun, maka engkau tetap menyuapi dan memandikan. Sebagai anak yang tidak bisa berbuat apa-apa, Ananda hanya terus menangis sepanjang malam. Saat semua orang telah terlelap, engkau tetap sabar menghadapi semua tingkah nakalku. Ini hanya sekelumit untaian pena Ananda yang tidak bisa goreskan semua gambaran hidup masa kecil Ananda. Bahkan jika semua tinta di gabungkan di dunia ini untuk menuliskan semua pengorbanan Ibunda tercinta, maka mustahil untuk mengungkapkannya satu persatu.

Bunda yang selalu membuat hatiku nyaman saat berada disampingmu. Kini ananda jauh dari pengawasan dan sentuhan manjamu. Ananda telah menapaki usia 20 tahun, namun kadang masih belum bisa membahagiakan bunda dan kadang lalai dari tanggung jawab sebagai penuntut ilmu. Sampai saat ini, Ananda masih pling-plang dalam mengarungi hidup di kota metropolitan yang katanya lebih kejam daripada ibu tiri.
Bundaku terkasih…Ananda harap dengan sikap manja dan tolerirku dari kecil sampai sekarang, Ananda selalu meminta untuk tidak merasa bosan untuk tetap mendukung dan mendoakanku.
Ibunda sayang… untuk mengobati rasa kangen ini, maka kutipkan puisi syahdu untukmu.

Ibunda…
Ditirai pagi kubersandar pada dinding kesedihan
Disenandung alam kuberbaring pada rajutan kerinduan
Ibunda…
Telah jauh jarak antara kutub-kutub tubuh kita
Membentang kerinduan didalam anak-anak sungai diujung mata kita
Ibunda…
Coba kukumpulkan keindahan dunia untuk ganti hadirmu
Coba kupilah yang terbaik untuk isi kerinduanku
Tapi bunda…
Dunia takkan mampu menggantikanmu
Pilihan yang terbaik takkan lagi coba kuisi dalam rinduku
Dunia..ah apalah arti dunia ketika surgapun ditelapak kakimu
Menopang segala yang ada di tubuh, hati dan luangan kasih sayangmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam rahingmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam gendonganmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam pangakuanmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam anandamu
Lalu kenapa…hanya rindu yang ananda punya untuk ibunda
Tidak ibunda…
Rindu ini hadir dalam doa anandamu
Agar surga selalu hadir untukmu
Bukan hanya ditelapak kakimu
Oleh : “Fai Fasilkom Ui”

Bundaku yang selalu tersenyum…Ananda ingin Ibunda selalu mendoakanku. Sekali lagi Bun, doamu sangat mujarab sebab doa ibu kepada anaknya lebih makbul daripada ayahanda karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada ayahanda. Ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W akan hal tersebut,jawab baginda: "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia. Ananda pengen banget ibunda selalu mengucapkan doa ini aja supaya ananda tetap dalam lindungan-Nya : “Ya Allah… Engkaulah yang menggenggam takdir anakku. Aku mohon ya Allah jadikan anak yang ada di hadapanku sebagai anak yang shaleh. Ya Allah…Jadikanlah ia anak yang bisa membahagiakanku kelak dihadapan-Mu. Pertemukan kami kelak di surga-Mu ya Allah… jangan Engkau pisahkan kami ya Allah. Jangan biarkan aku memasuki surga-Mu tanpa anak ini di sampingku”. (Kutipan Surat dari Ibu “Kutitip surat untukmu Nak karya A.Firdaus!”)

Bundaku tercinta…Ananda ingin menjadi anak yang saleh, bukan anak yang salah alias anarkis. Ananda tidak menginginkan bunda mencap dan mengatakan bahwa ananda mengantongi sikap seperti ini :

Saat Syahadatmu hanya sebatas ucapan…
Saat Shalatmu hanya sebatas gerakan…
Saat Puasamu hanya sebatas kewajiban…
Saat Sedekahmu hanya sebatas keharusan…
Saat hartamu hanya sebatas kebanggaan…
Saat Islam-mu hanya sebatas pengakuan…
Saat Iman-mu hanya sebatas ucapan…
Saat Ihsan-mu hanya sebatas pengetahuan…
Saat kematian kau anggap hanya cerita…
Saat neraka kau anggap hanya berita…
Saat adzab kau anggap hanya sebuah kata…
Saat takdir kau anggap tak mungkin…
Saat hidup kembali kau anggap mustahil…
Saat Allah kau anggap nihil…
(Achmad Firdaus)

Sebelum ananda menutup surat ini, ananda meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan dan kesombongan baik yang tersurat maupun yang tersirat. Ananda ingin memeluk dan mencium kaki bunda…Ananda selalu mendoakanmu di setiap hembusan nafasku…
I love  you forever mum and you  are  the best for my life ….!!!
Wassalam...


Kamis, 22 Desember 2011

Refleksi Hari Ibu (Hari Mamak....)

Ibu....
Emak...
Mama...
Mami...
Ummi...

Atau sebutan apapun yang kalian sandangkan padanya..
Aku sendiri memanggilnya dengan dua sebutan, ‘MAK’ adalah panggilan pendeknya dan ‘MAMAK’ begitu aku memanggilnya jika beliau tak kunjung menjawab panggilanku.
Aku dan mak ku memilki hubungan yang unuk. Kami tahu kami saling menyayangi namun tak ada satupun dari kami yang pernah mengungkapkannya. Mamak tahu aku mencintainya dan aku tahu mamak sangat mencintaiku melebihi cintaku  padanya. Bahkan untuk mengucapkan kata “KANGEN” pun aku tak bisa, sungguh terlalu aku ini. Bahkan ketika kesalahan itu terjadi , kata “MAAF” jarang sekali terucap. Masing-masing kami akan merenungkan kesalahan tersebut dan pada akhirnya tanpa mengungkapkanpun aku tahu mamak telah memaafkanku. Pernah suatu kali aku meminta maaf kepada beliau karena sudah 2 minggu tidak menelpon, tapi jadinya percakapan kami menjadi canggung. Sungguh aneh....aku ingin seperti mereka yang begitu akrabnya dengan sosok bernama ibu. Tapi, aku mensyukuri hungungan ini, unik dan hanya kami yang bisa menikmati situasi ini.

21 desember bukanlah hari yang istimewa bagi mamak. Mamak tidak tahu kalau hari ibu adalah hari ini. Dan tidak pernah ada dalam tradisi keluarga kami untuk mengucapkan HARI IBU  untuk mamak. Bahkan ULANG TAHUN tak juga menjadi hari yang istimewa dalam keluarga kami.  Semua mengalir seperti apa adanya bukan ada apanya....
Tak pernah sekalipun aku mengucapkan selamat hari ibu kepada mamak, ku akui aku malu untuk mengucapkannya karena aku pikir (dan mamakpun mungkin berpikiran sama) kami orang yang bisa disebut hidup diperkampungan tidak perlu untuk mengucapkan dan menerima ucapan selamat hari ibu.... terserah apa kata kalian memikirkannya, tapi memang inilah kenyataan dan realita kehidupan ku....
Just sharing....

Meski tak pernah terucap “SELAMAT HARI IBU” namun mamak tahu bahwa aku sangat mencintainya tanpa harus mengungkapkan dengan lisan. Mamak tahu aku sudah paham dan mengetahui bahwa beliau telah berjuang untuk keluarga kami. SALING MEMAHAMI itu adalah hal yang paling utama yang kami miliki dalam keluarga.
Namun aku ingin suatu hari mengucapkan kata-kata itu pada Beliau...
Pokoknya tanpa diucapkan, daqlam hati aku berkata AKU SAYANG MAMAK....^^