Jumat, 22 Juli 2011

Kisah Ini….



Setitik lalu kemudian titik yang lain mengikuti…terus…terus hingga dengan pelan isak itu terbit pula. Ah…apa ini kenapa titik-titik ini datang dengan beruntun, lama…lama hingga dada ini sesak. Apa yang harus dilakukan sedang tangan ini dengan lincah terus saja menggulirkan scroll menampilkan slide demi slide foto ini. Haru dan entah perasaan apa ini yang muncul ketika potret itu semakin tegas terlihat. Bahagianya memiliki kenangan indah itu. Berbagai ekspresi di tampilkan, sedih, senang, tawa, senyum, bahkan ekspresi teraneh itu dapat disaksikan. Duhai…andai aku juga berada diantara salah satu wanita yang berjilbab itu, yang dengan riangnya saling mendorong agar bisa berfoto.
Ah… itu hanya andai semu belaka karena di masa itu aku berbeda dengan mereka, mana tahu aku yang namanya ukhuwah, hanya berteman untuk sekedar have fun saja lebih banyak tertawa dibanding merenungkan makna kehidupan ini, apalagi diri ini ya Rabb jauh darimu. Ada rindu yang menelisik hingga kerelung-relung yang tak mungkin terjamah. Rindu pada mu ya Rabb hingga akhirnya hidayah itu datang, tak tahu perasaan apa lagi ini ketika akau ternyata hanya napak tilas dari sebuah perjalanan, dari sebuah kisah hijrah yang telah jadi suratan dariMu.
Kini aku tak lagi hanya memandangi foto mereka, karena difoto itu telah tercetek satu wajah yang sangat ku kenal. Wajah itu, hidung itu, bibir itu, mata itu, alis itu…aku sungguh mengenalnya dengan baik. Senyum teduh yang terlukis diwajah itu. Duhai…itu wajahku yang kini kupandangi dengan titik itu lagi, tapi ini titik penuh syukur karena ukhuwah ini. Rindu aku pada mereka ya rabb..mereka yang kini berada jauh dariku yang telah memberikan warna tersendiri dalam masa transisi ini.
ini hanya tulisan kisah seorang sahabat yang telah menceritakan padaku hingga aku merasa terusik untuk berbagi pada yang lain. So, rasakanlah The Power Of ukhuwah…. Tapi, ingat jangan pernah menutup ukhuwah dengan yang lein meski ukhuwah yang ada telah kuat terikat tak terlepas , pintu ukhuwah kan selalu terbuka lebar 

Kamis, 21 Juli 2011

Lanjutan hari ke-2…..
Malam ini hanya sediriam gak ada yang nemenin…gak apa-apa.
Printer ini… sungguh ku salutkan pengorbanan dan perjuangannya. Dengan kekuatannya ia terus mengeluarkan lembar demi lembar cetakan. Hanya sesekali ia berhenti untuk mengisi tinta. Karena ketangguhannya itu membuat aku percaya bahwa ia bias bekerja sendiri. Si, tanpa ragu akupun memecamkan mata sejenak melepas penat yang unik ini.
Tepat pukul 00.48 aku terbangun karena tak lagi mendengar suara deru kerjanya dan yang lebih mengherankan lagi kenapa seluruh ruangan gelap gulita, ahhh…mungkin aku belum bangun, ku buka mata ini tapi mata ini ternyata telah terbuka tanpa sadar aku memelototkan mata didalam gelap untuk memastikan bahwa mata ini telah terbuka. Wahh..ini namanya lampu mati,tapi kenapa diluar terang…ini pasti masalah sekring lampu. Akupun mulai meraba-raba mencari Hp yang entah dimana letaknya, wah pergerakan ini harus pelan-pelan jangan sampe ditengah keadaan yang gulita ini aku menumpahkan botol tinta yang ental aku lupa sudah dalam keadaan tertutup atau belum.. ah…akhirnya si Hp ketemu juga nyelip dibawah tumpukan kertas bekas rupanya. Dengan bergegas aku keluar rumah untuk menaikkan sekring yang turun.
Pengeprinan pun dilanjutkan hingga pukul 03.30. Lailpun didiriakan, sampai sini semua baik-baik saja.
Azan subuh berkumandang, aku tegagap kaget karena ternyata aku tetidur dengan memegangi mushaf. Kulirik jam di Hp 05.01 lalu gentian kulirik si printer dan betapa terkejutnya aku ternyata tinta hitam itu habis dan menyisakan sekitar 10 lembar cetakan dengan tinta hitam yang terputus-putus…ah, sudahlah shalat subuh saja dulu. Kamudian aku bergegas kekamar mandi untuk memperbaharui wudhu ini. Dan disinilah Accident itu terjadi…
“GUBRAK…” Aku jatuh terduduk dikamar mandi dengan sabun dan alat mandi yang berserakan karena tanpa sengaja terenggut hingga ikut jatuh dan menimpaku. Allah ya Rabb..kurasakan sakit di pundak kiriku yang tiada kira, sampai disini aku merenungkan ada apa ini?
To Be continued lagi besokkkk…..

Rabu, 20 Juli 2011

PERJUANGAN DI MULAI....


Hari Pertama Perjuangan (baru pemanasan)
Pukul 17.59 wib
Tiba dikostan sederhana ini…
Setelah seharian mencari amunisi buat perang natar malem..(cieee..bahasanya udah kayak pejuang, ntar malah dikira teroris lagi..he). tapi, jangan salah paham biar tak sebutkan saja amunisi yang sudah tak siapkan agar gak pada su’udzon:
1.      Printer 2 unit (1 unit punya LDF yang satu lagi ngerampok disekre BEM..hehe)
2.      Kertas A4 5 Rim
3.      Kertas Manila 2 Pak
4.      Pisau cutter 2 buah
5.      Tinta printer (3 botol tinta warna dan 1 kotak tinta hitam blue print)
6.      Laptop 2 unit (1 punya salah satu akhwat yang baik banget dan 1 lagi punya mbak yang juga baik bangt meski LCD laptopnya sering disko tapi ini berarti banget)
7.      Televisi 1 unit (yang ini buat mencegah kantuk)
8.      Snack secukupnya (yang ini buat nahan laper)
Dirasa semua barang udah cukup berarti persiapan udah mateng..Pasti pada bertanya-tanya buat apakah semua barang itu???
Ok lah akan aku ceritakan untuk apa semua barang diatas. Bermula dari sebuah agenda besar yang di lakukan oleh LDF di kampus. Acara ini adalah acara terbesar yang rutin diadain oleh LDF ini. Karena besarnya acara tersebut, otomatis perlu dana yang juga besar. So, singkat cerita apa yang akan dilakukan dengan semua barang-barang itu adalah bentuk kontribusi kami sebagai insan yang peduli, kami menerima tender buku dengan jumlah  1400 buah buku n keuntungannya bakal dialokasikan ke pendanaan agenda besar itu. Mungkin hanya dengan ini kami bisa berkontribusi.
Pukul 19.45 wib
Udah isya proyek ini dimulai, target-target mulai ditentukan sehingga kerjanya terarah. Dengan  dibantu akhwat yang lain akhirnya perjuang ini siap dimulai.
Pukul 21.27 wib
Tiba-tiba laptop mbak yang sering disko LCD nya gak bias dipake, sehingga dengan terpaksa kegiatan percetakan denga IP1900 A harus dihentikan. Tinggalah si IP1900 B yang dengan gigih dan kuat terus mengeluarkan kertas-kertas dengan tulisan dan warna. Namun yang tak kalah gigihnya adalah kami yang dengan  sekuat tenaga menahan lapar dan kantuk dengan ngemil semua snack dan melotot memperhatikan TV dan kertas hasil cetakan secara bergantian.        Luar Biasa…
Pukul 00.13 wib
Alhamdulillah…akhirnya selesai juga 388 cover buku berarti masih ada sekitar 1400-388=1012 cover buku yang harus diselesaikan, eits…jangan salah ini baru cover belum isi bukunya. Berati pejuangan masih panjang. Kulihat kedua akhwat yang tadi membantu sudah tertridur diantar atumpukan kertas-kertas yang berserakan diatas lantai kamar.
Hoammm…tak tahu ini kali keberapa kantuk ini terus menggelayut dimata ini, baiklah rasanya harus mengalah pada kantuk ini, akan kuturuti keinginannya untuk dipejamkan. Kerjaan yang tersisa bias dilanjut ba’da Lail nanti….
To be Continued….di hari ke-2 perjuangan (saatnya penyesuaian jam kerja..he sok sibuk)



Minggu, 17 Juli 2011

Cukuplah Syurga Hanya Sampai di Hatimu…

“Dari seorang sahabat, Dangau Aulia”
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab, “Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.
Hingga di suatu malam…
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat jjuga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamualaikum, saudariku..”
“Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku.”
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini.”
Wanita itu tersenyum lagi. “Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?”
“Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah.”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.
“Ayo, kita ikuti mereka.” kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Apa di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita itu.
“Tentu saja surga, saudariku” larinya semakin cepat.
“Tunggu…tunggu aku..” ia berlari namun tetap tertinggal.
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, ” Amalan apa yang telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?”
“Sama denganmu, saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”
Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, “Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?”
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, “Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”
Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya
Implementasi dari jilbab hati adalah, jilbab diri. Biar orang berkata apa dan berbuat apa dengan jilbabnya, tetaplah jadi muslimah-muslimah penyampai fakta bahwa jilbab itu indah dan mulia..!