Selasa, 02 Agustus 2011

KISAH LUCU SEPUTAR LARANGAN MEROKOK........

1. Merokok dan Toleransi
Seorang pejabat, bukan perokok, mendatangi suatu ruang tempat berkumpul para stafnya yang perokok berat. Ruang kecil itu penuh asap akibat hembusan asap sekitar 5—6 perokok. Sang pejabat hanya terdiam, termangu, di pintu ruang. Seorang perokok berkata kepada pejabat itu yang sekaligus juga sahabatnya, “Mas, masuk saja ke ruang ini. Lihat dan camkanlah, betapa kami, para perokok, penuh toleransi. Panjenengan yang tidak merokok kami perbolehkan masuk ke ruang kami yang penuh asap ini. Bandingkan dengan panjenengan, kami ‘kan tidak boleh masuk ruang panjenengan sambil merokok. Kami, para perokok, betul-betul manusia yang penuh toleransi”. Nah, logika apa ini?

2. Merokok dan Kematian (1)
Dalam sebuah tulisan kesehatan disebutkan bahwa merokok satu pak sehari berarti mengurangi umur perokok itu sekian menit. Sementara untuk menjaga kesehatan dan “umur panjang”, seseorang perlu berolahraga. Seorang perokok berat menimpali bacaan itu, “Ah, bohong tulisan ini. Lihatlah, apa ada ceritanya orang meninggal dunia saat merokok? Sebaliknya, banyak ‘kan orang meninggal saat sedang berolahraga, tenis lapangan, misalnya? Ingin tahu buktinya? Pak A meninggal saat tenis di lapangan tenis Jln. Surabaya; Pak B dan Pak C meninggal di lapangan tenis Jln. Gombong!” Nah, argumentasi apa ya ini?

3. Merokok dan Kematian (2)
Pada papan pengumuman terpampang tulisan bahwa telah meninggal dunia Pak Z. Seorang pengunjung di sebuah warung mengatakan bahwa Pak Z setahun yang lalu dilarang merokok oleh dokter karena sudah banyak sekali flek di paru-parunya. Pengunjung lain yang perokok berat menimpali “Wah, bisa jadi meninggalnya itu karena berhenti merokok. Coba saja, seandainya masih merokok …. dan sekarang boleh dan masih bisa merokok, tentu Pak Z masih hidup kan?” Nah, pokrol bambu kan?

4. Merokok dan Keuntungannya
Dalam sebuah tulisan di buku “saku” dan pernah pula disampaikan dalam ceramah di televisi, Aa Gym menyatakan bahwa merokok memiliki tiga keuntungan besar. Pertama, terhindar dari pencurian di rumahnya. Mengapa? Karena pencuri yang menyatroni rumahnya mengira sang tuan rumah yang perokok berat itu selalu jaga. Buktinya, terdengar batuk tiada henti sepanjang malam. Kedua, terhindar dari kejaran binatang buas, terutama anjing. Koq bisa? Karena saat dikerjar anjing, perokok berat akan berhenti di tengah jalan, kemudian jongkok sehingga anjing berhenti dan berbalik arah. Anjing mengira sang perokok akan mengambil batu dan menghantamkannya. Padahal, perokok itu tersengal-sengal kehabisan nafas. Ketiga, terhindar dari penderitaan masa tua. Benarkah? Karena pada umumnya perokok berat tidak sempat merasakan usia tua alias mati muda. Lha, apa mempan, ya, anekdot dan sindiran ini?

5. Merokok dan Sabda Nabi
Dua kali upacara, Rektor UM telah menekankan pentingnya “hidup sehat”, salah satu cara yang ditempuh adalah hidup tanpa rokok & lingkungan bebas dari asap rokok. Pada upacara HUT ke-38 KORPRI, Rektor juga meminta agar PR II membuat edaran tentang hidup sehat tersebut. Beberapa hari kemudian, edaran tersebut terbit, yakni semua pimpinan unit kerja agar membuat tulisan tentang larangan merokok di lingkungan kerja UM. Sekalipun sudah ada himbauan Rektor dan edaran dari PR II, kenyataan menunjukkan bahwa di lingkungan kerja UM tetap saja sang perokok berat tetap merokok di lingkungan kerja tersebut. Menyikapi fenomena tersebut, seorang teman nyeletuk “Jangankan himbauan Rektor dan edaran PR II, fatwa MUI dan ‘sabda Nabi’ saja nggak digubris, koq”. Nah, siapa lagi yang digubris?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar